Mendung.. yah itulah
cuaca pagi ini.
Hening.. memang sudah
seperti biasa suasana rumah ku, tak ada satupun suara yang terdengar. Hanya
belaian angin yang terasa menusuk. Beginilah hari-hari ku setelah 3 bulan aku
memilih tinggal terpisah dari orang tua ku di Bandung. Kini aku tinggal
menyendiri di Tasikmalaya, tujuan utamanya sih supaya mandiri, tapi lama-lama
bosan juga.
Untung ini hari Minggu,
aku bisa santai di atas sofa coklat yang jadi satu-satunya teman sejati di
setiap lamunanku.
“drrd..
drrrd..” handphone ku begetar, menyadarkan ku dari lamunan pagi hari.
“Udah bangun belom Lo?”
Itulah Fia, cewe bawel
tapi baik hati, yang punya nama lengkap Fulvia Elmasyila teman paling dekat ku
di sekolah, bahkan bisa dibilang Fia adalah sahabat ku. Hampir setiap pagi
kirim Sms dengan kalimat yang sama.
Dan aku pun membalas pesan nya dengan kalimat yang
sama pula setiap harinya
“Iya.. udah nih Fi”
“Ada acara ga? Maen yuu, bosen gue di rumaaaah terus.. yah mau yah? ;)”
“Hmm.. boleh jugaa, bosen juga nih sama. Mau kemana?”
“Udah deh lo siap2 aja. Ntar 20 menit lagi gue jemput lo. Ok J”
“Yaudah..
gue tunggu lo Fi.. thank’s”
Sms pun berakhir. Dan aku segera siap-siap karena Fia
akan datang ke rumah ku dalam 20 menit.
20
menit kemudian..
Fia
akhirnya datang juga.
“Lo
udah siap buat acara hari ini Cres ?” Dia mencoba menggoda ku yang sudah ingin
berangkat daritadi.
“Udah
dong Fi.. eh By the way, lo mau
ngajak gue kemana sih?” tanyaku penasaran.
“Lo
bakalan tau bentar lagi pokonya.. Bikin lo penasaran dikit gapapa kan?” jawab
Fia.
“Dasar
lo ! udah cepetan berangkat. Malah jadi maen tebak-tebakan gini sih?” aku mulai
kesal.
“hahaha..
nyantei aja kalee Cres. Iyadeh gue kasih bocoran. Gue mau kenalin lo sama cowo.
Kereeen banget loh. Kebetulan dia temen kecil gue Cres. Lo gabakalan nyesel
deh. Malahan lo bakalan mau sama dia” jawabnya
sambil cengengesan.
“hah?
Apaan sih lo? Ngomong lo celetak-celetuk gajelas. Kapan nih berangkat?” aku
makin jengkel.
“iya
iyaa.. nih kita berangkat haha. Udah gasabaran banget pengen liat temen gue”
Dan
akhirnya setelah cukup lama dengerin Fia ngoceh gajelas. Kita berangkat ke
tempat yang udah dijanjikan Fia untuk bertemu temannya itu. Ternyata Fia
mengajak ku ke Cafe Barbarent di sebuah Plaza. Begitu sampai di sana. Dari
kejauhan aku melihat seorang cowo duduk sendirian di sebuah meja dekat jendela
di ujung ruangan. Aku bertanya tanya dalam hati, “apakah cowo itu yang mau Fia kenalkan?”
-------------------------------------------------------------------------------------------------
“heeei Ryo.. udah lama nunggu ?” tiba-tiba Fia menyapa
seorang cowo. Daaaan ternyata itu cowo yang aku lihat daritadi. Jadi namanya Ryo?
“oh hei. Akhirnya
datang juga Fi, ngga ko belum lama” jawab nya.
Aku dan Fia kini duduk
di meja yang sama dengan cowo itu. Tak ada pembicaraan. Hening.
Sesaat kemudian, Fia membuka pembicaaran.
“nah ini dia temen aku
Cres.. kenalin.. Ini Ryota temen masa kecilku” katanya kepada ku.
“halo gue Ryota Zacky.
Panggil Ryo aja” katanya sambil mengulurkan tangannya ia pun tersenyum kepadaku.
Aku pun menjabat tangan nya sambil menyebutkan nama.
“hai. Aku Cresthalitha. panggil apa aja boleh lah ” jawabku gugup.
Aku tidak menyangka,
ternyata yang dikatakan Fia pagi tadi ada benarnya. Ryota, orang yang baru saja
aku kenal beberapa saat ini membuatku tak bisa berkata banyak. Ryo adalah
seorang cowo yang sopan, bahasa nya lembut, keren, ganteng, dan juga sepertinya
baik. Oh Tuhaaan ! aku suka orang seperti Ryo.
“hei? Haloo? Kamu tidak
apa kan Cres?” suara lembut Ryo
mengagetkan ku.
Aku tidak sadar
daritadi aku melamun, dan saat ini mata Fia dan Ryo sedang menatap heran kepada
ku.. mereka bingung kenapa aku tak bergerak selama beberapa detik yang lalu.
“oh ngga, gapapa ko.
Aku baik baik aja, hehe” malu-malu aku
menjawab.
Cukup
lama Aku, Fia, dan tentu saja Ryota mengobrol. Saling memperkenalkan satu sama
lain. Dari sana aku tau kalau Ryo belum punya kekasih. Bahkan dia belum pernah
sama sekali dekat dengan seorang perempuan kecuali Fia temannya.
Aku
melihat jam di tangan ku, dan sudah menunjukkan pukul 4 sore. Aku mengajak Fia
pulang, karena kalau terlalu sore aku takut terjadi sesuatu, maklum lah aku
tinggal sendiri.
“Fi,
udah sore nih. Ayoo pulang, di rumah ku tak ada siapa-siapa”
“
Pulang? Baru jam 4 Cres. Ayolah hanya hari ini”
Fia menunjukkan ekspresi malas.
“kalau
kau mau pulang, nanti aku antar deh.. kau kesini sama Fia kan?”
“hah?
Eh iya, aku tak biasa bawa motor sendiri. Apa aku tidak merepotkan?” aku sedikit
terkejut mendengar ajakan Ryo, sekaligus tak menyangka.
“oh
yaa enggak lah Cres. Tenang aja, aku malah seneng kalo kau mau pulang sama aku”
Ryo tersenyum. Dan, oh Tuhaaaan kenapa aku jadi seperti ini? Senyum nya manis
sekali. Aku benar-benar menyukainya, tapi aku tak berani bilang kepada Fia
apalagi pada Ryota langsung.
“Mungkin
lebih baik aku simpan saja perasaan ini sendiri” kata ku dalam hati.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Satu
bulan, dua bulan, tiga bulan berlalu..
Aku dan Ryo semakin
dekat, bahkan hubungan ku dengannya kini sudah menjadi kekasih. Tetapi, ada
yang sedikit beda dengan sikap sahabatku, Fia. Selama aku dekat dengan Ryo, ia
tak lagi mengajakku keluar walaupun Weekend. Aku tak tau mengapa, aku tak tau
apa yang terjadi dengannya sampai-sampai dia begini, Sms ku pun tak pernah ia
balas. Tapi yang aku tau pasti sekarang ini adalah Aku Kangen kau Fia, aku kangen
kau sebagai sahabat ku..
“drrrd.. drrrrd..” HP
ku bergetar lagi.. ada sms masuk. Tapi aku tak kenal nomor ini. Tak ada nama.
Siapa ini?
“Crestha, ini gue Fia” begitu isi pesannya.
Tau itu nomor Fia, aku
langsung manjawab nya..
“OMG Fi, lo kemana aja sih? Gue kangen lo. Pantes lo gapernah bales sms
gue, nomor lo ganti yah, ada apaan?”
“hmm.. gue ada satu pertanyaan buat lo. Sebenernya ini pengen gue tanya
sejak lama, tapi gue baru siap sekarang. Lo mau jawab kan?”
“pertanyaan? Apa? Kalo gue tau pasti gue jawab Fi, lo kan sahabat gue J”
“hmm..
lo jadian sama Ryo yah?”
“iya..
kenapa Fi? Bukannya dulu lo yang bilang, kalo gue bakalan suka dia, dan
ternyata kata-kata lo itu bener. Gue suka Ryo”
“gapapa
ko Cres, gue bahagia kalo Bestfriend gue bahagia”
“maksud
lo apa Fi? Atau sorry yah Fi.. lo juga suka Ryo, gituh?”
“dulu
iya Cres, tapi gue liat-liat perasaan dia lebih dominan buat lo Cres. Gue
gabisa larang perasaan orang lain. Tapi lo tenang aja . Gue tetep sahabat lo
kan?”
“Yaampun
Fi :’) selamanya lo tuh sahabat gue.. gue gaakan marah sama lo kalo emang lo
juga suka Ryo. Gue ngerti perasaan lo. Maaf yah soal gue jadian sama Ryo. Lo
jangan sedih. Masih banyak yang mau terima lo Fi”
“iya
Cres, thank’s ya lo masih anggap gue sahabat lo. Maaf gue selama ini ngilang
tanpa ngasih kabar sama lo. Gue baru bisa tenangin hati gue Cres :’) lo emang
sahabat terbaik gue”
“ayolah
Fi, lo gausah minta maaf, gue gamarah sama sekali sama lo. Lo sahabat gue dan
gue sayang sama lo.. udah jangan nangis ah cengeng lo :D”
“iyaiya..
bawel lo kaga ngilang yah :’)”
Dan sejak saat itu,
salah paham antara aku dan Fia telah selesai.. Semua berakhir indah, hubungan
ku dengan Ryota, dan yang terpenting adalah aku tak kehilangan sahabat terbaik
ku. Fulvia Elmasyila J
Thank’s buat pengorbanan
lo Fi, gue gabakalan lupa sama lo selamanya..
Gue sayang lo Fia.. :)
--tamat--
diparagraf 5 namanya Fulvia Ilmasyila
ReplyDeleteand the last paragraf namanya berudah menjadi Fulvia Elmasyila J
jadi, mana yang bener nih?? :D xixixi...
keren keren!! ;-)